Jumat, 06 Desember 2013

Who am i ?

Assalamu'alaikum Guys...! :)


Salam Mahasiswi !!! >:)

Kalian pasti tidak asing dengan pepatah yang mengatakan "tak kenal, maka tak sayang" kan?? 
Oleh karena itu, agar lebih jelasnya, perkenalkan nama saya Nur Ainiya Rachmah. Saya biasa dipanggil Nia. Akan tetapi, karena nama panggilan saya itu kurang mantap di beberapa teman saya, jadi ada yang memanggilku "nya" hahaha....
Saya adalah seorang mahasiswi dari kampus yang baru saja me-launching di Surabaya, yang asalnya berstatus IAIN menjadi UIN. Kalian pasti sudah tahu kan??
Yupz ! UIN Sunan Ampel Surabaya, it's my campus!

Saya beragama Islam. Kalau ditanya apa aliran saya, tentu akan saya jawab NU (Nahdhotul Ulama). Why? 'cause i was born from my village which wing Nahdhotul Ulama.
Saya kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya ini karena keinginan saya sendiri. Dan Alhamdulillaah, saya masuk di jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) yang sesuai dengan harapan saya. Sasaran saya adalah mencerdaskan anak-anak bangsa Indonesia, utamanya anak-anak Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia.
Dahulu, cita-cita saya adalah menjadi seorang pelukis. Namun menurut orang tua saya, itu bukanlah cita-cita, akan tetapi hal itu adalah hoby. Okey, berpikir kembali.... Aha ! karena ibuku seorang perawat, aku ingin jadi dokter. Hm... tapi, hal itu sepertinya sangatlah tidak mungkin bagiku yang hanya manusia biasa. Hwahaha... !
Padahal dulu kedua orangtua saya menyarankan saya untuk memilih jurusan kedokeran umum. Akan tetapi, saya tidak berminat di bidang itu. Why??
Pertama, seorang dokter itu pasti dan jelas memegang nyawa orang. Ada lengahnya sedikit, kemungkinan besar jadi salah besar.
Yang kedua masalah lain seperti biaya untuk kuliah di kedokteran, ngekost atau pulper (pulang pergi), kebutuhan saya, pergaulannya, dan lain sebagainya.
Akan tetapi benar apa kata pepatah, "Semakin besar levelnya, semakin besar pula resiko yang ia terima".
Enaknya jadi dokter itu dari penghasilan yang dia terima. Menurut saya, ia bisa mendapatkan kekayaan yang dia mau dari Teller (orang-orang yang biasanya menawari obat-obatan kepada dokter seusai jam kerja dokter pas atau ketika semua pasien telah keluar).
Saya senang seandainya saya diterima di kedokteran. Siapa sih yang nggak bangga dengan kehidupan yang wow seperti itu ?? namun karena ada suatu hal yang sangat saya takutkan
 
Saya lebih memilih IAIN ( UIN ) Sunan Ampel Surabaya ini karena letak kampusnya yang strategis, lebih banyak agamanya, biaya kuliahnya pun tidak terlalu melejit seperti di kedokteran, dan lain sebagainya. Saya tidak ingin lepas dari agama, karena menurut saya agama itu sangat penting untuk kehidupan di alam selanjutnya.

Saya alumni pondok pesantren Amanatul Ummah di Surabaya. Ide awal pertama kali untuk mondok itu dikemukakan oleh ayah saya ketika saya akan memasuki sekolah di MTs Nurul Huda Kalanganyar (setara dengan SMP). Akan tetapi saya menolak ide itu karena saya merasa belum siap untuk mondok.
Baru setelah MTs saya memberanikan diri saya untuk mondok. Awalnya saya ingin mondok di Tambak beras Jombang, akan tetapi karena letaknya jauh saya lebih memilih di Surabaya yang lebih strategis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar